Adab,

Berbuat Baiklah dan Jangan Mendzolimi Orang

Januari 11, 2020 Web Master 0 Comments


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Jangan sekali-kali engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) engkau bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum” (HR. Muslim)

Kita diciptakan oleh Allah sebagai mahluk sosial, sehingga mustahil hidup sendirian. Pasti diantara sesama manusia itu terjadi hubungan saling membutuhkan. Sekaya, sepandai, sekuat dan setinggi apapun derajat seseorang, ia tetap akan membutuhkan orang lain, bahkan yang statusnya di bawah dirinya. 

Orang kaya butuh orang miskin untuk bekerja dengannya dan membantu melakukan hal-hal yang tidak mungkin dikerjakannya sendiri. Begitu pula orang kuat, orang cerdas, orang yang punya jabatan dan lainnya. Semua membutuhkan orang lain guna menutupi kekurangannya. Minimal buat mempermudah aktifitas kehidupannya.

Oleh sebab itu sangat aneh bila ada manusia yang berbuat dan bersikap yang buruk kepada orang lain lantaran merasa hebat di suatu hal. Karena kenyataannya orang yang ia dzolimi pasti punya kelebihan yang tak dimiliki oleh si pelaku kedzaliman tadi.

Kedzaliman yang saya maksud di sini adalah apapun yang datang dari seorang manusia untuk merugikan orang lain. Apakah itu berbentuk ucapan, tulisan, maupun sikap yang sifatnya tidak mengenakan. 

Pada orang yang punya banyak kelebihan dari orang lain saja, tindak kedzaliman sungguh tidak pantas buat dilakukan bila dikembalikan kepada hakikat kehidupan tadi. Apa lagi bila kedzoliman itu dilakukan oleh mereka yang sebenarnya dari banyak sisi justeru tak melebihi kehebatan objeknya. 

Maka, alangkah indahnya bila dalam menjalani kehidupan ini kita memperbanyak ucapan, tulisan, perbuatan dan sikap baik yang mengenakan (menyenangkan) orang lain. Sekecil apapun kebaikan itu pastilah akan membawa keuntungan buat pelakunya. 

Kalaupun orang yang kita sikapi dengan baik itu tidak bisa membalas kebaikan kita, minimal dia menyukai atau bersimpati. Dan sebagai orang beriman kita pasti percaya, dengan atau tanpa diucapkan, insya Allah orang yang senang dengan tindak tanduk kita pasti akan mendoakan yang baik-baik. 

Sebaliknya bila aneka kelebihan yang ada pada diri manusia ia gunakan untuk bersikap angkuh bahkan menyakiti orang lain, maka kalaupun tidak mampu membalas, minimal korbannya pasti menyimpan luka hati dan ketidaksukaan. Dan dengan atau tanpa diucapkan, kemungkinan besar orang lain yang disakiti itu akan mendoakan yang buruk. Sepertinya sangat sedikit manusia yang kalau didzolimi segera memaafkan bahkan mendo'akan kebaikan. 

Hawa nafsulah yang selalu mengajak manusia kepada perilaku buruk. Hilang akal sehat dan kecerdasan manusia manakala dikendalikan oleh nafsunya. Ditambah bisikan syaitan, makin lupalah pada hakikat kehidupan ini. Egoisme menjadi dominan mempengaruhi tindakan sehingga manusia tersebut cenderung hanya ingin memuaskan kesenangan sesaat. Dan dia berasumsi bahwa kesenangan kan diperoleh dengan menyusahkan orang lain.

Na'udzubillahi nin dzalik. 

Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, sehingga bisa selalu mengendalikan hawa nafsu dan tidak berucap, menulis, berbuat ataupun bersikap yang menyakiti perasaan orang lain... Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

Kota Tepian Sabtu 11 Januari 2020
Samarinda 16 Jumadil Awal 1441 H

Penjelajah Waktu

You Might Also Like

0 coment rios: